Kamis, 27 April 2017

Anggrek komoditas ekspor

Tanaman hias merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan sangat
prospektif dibudidayakan sebagai sumber pendapatan, penyedia lapangan kerja, dan penggerak ekonomi di daerah. Usaha budidaya tanaman hias telah dilakukan sejak jaman kolonial Belanda yang terbukti dari pembudidayaan berbagai jenis tanaman subtopik secara turun temurun oleh masyarakat di dataran tinggi. Pada saat ini usaha budidaya tanaman hias telah berkembang di berbagai daerah hingga menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat diandalkan. Upaya pengembangan usaha tanaman hiasdapat diwujudkan mengingat letak geografis, iklim, tanah, dan sumber daya manusia
yang kondusif.


 



Perhatian masyarakat terhadap tanaman hias Indonesia semakin meningkat
sejak 5tahun terakhir. Minat masyarakat untuk menanam tanaman hias secara
komersial semakin besar. Hal tersebut ditunjukkan dengan perkembangan pasar yang semakin meluas dengan peningkatan permintaan di dalam maupun di luar negeri.




 



Banyak jenis tanaman hias subtropis yang dibudidayakan di Indonesia dipergunakan untuk ekspor ke negara lain sebagai penghasil devisa negara. Pada saat ini tanaman hias telah menjadi komoditas perdagangan dunia. Setiap negara produsen berusaha untuk memperebutkan pasar internasional,sehingga menciptakan persaingan yang ketat.

 



Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan berdasarkan berbagai
pertimbangan yang mengacu pada tersedianya pangsa pasar, keuntungan kompetitif,dan nilai ekonomi. Salah satu komoditas bunga hias yang prospektif untuk dikembangkan secara nasional yaitu anggrek. Data BPS menunjukkan bahwa volume ekspor tanaman hias Indonesia masih didominasi oleh tanaman anggrek, baik itu berupa bibit seperti aranda, dendrobium, vanda, cattelya, phalaenopsis maupun berupa tanaman.

 



Anggrek telah lama dikenal masyarakat dan menjadi salah satu idola dalam dunia tanaman hias.
Kata ”ORCHIDACEACE” berasal dari kata ”Orchis”, yang dalam bahasa
Yunani ”Orchis” berarti testis. Disebut demikian karena bentuk ”pseudo bulb” atau umbi akar jenis anggrek tertentu yang dijumpai di Mediterranean sangat menyerupai organ seksual mamalia. Oleh banyak kalangan, tanaman anggrek dianggap sebagai perlambangan cinta, kecantikan, dan keanggunan.
Daya tarik utama tanaman anggrek ada pada kekayaan bentuk dan warna
bunganya, yang tampil dalam ”palette” ~ komposisi warna yang sangat
mengagumkan.

 



Beberapa spesies tanaman anggrek diketahui juga memiliki aroma”fragrance” atau bau yang menarik. Tanaman anggrek dimanfaatkan sebagai tanamanhias dalam pesta–pesta, upacara sosial–budaya, elemen lansekap, pameran anggrek maupun tanaman anggrek. Bunga anggrek atau
cut flower dipergunakan untuk hiasan bouquet, corsages, perfume / fragrance
, subjek dalam lukisan, bunga atau tanaman yang disakralkan, dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik dan obat–obatan misalnya untuk obat sakit liver, sakit kepala, sakit telinga, kontrasepsi oral, dan sebagainya.


 

 Primadona Anggrek adalah Dendrobium. Dendrobium berasal dari kata
dendroyang berarti pohon dan bios yang berarti hidup.
Lebih dari 50% pangsa pasar
dikuasai oleh genus anggrek terbesar ke dua itu. Bisnis yang melingkupi mulai dari anggrek pot, koleksi, hingga bunga potong. Pun penggunaan yang beragam, dari penghias tanaman, taman, rangkaian bunga, hingga penyemarak pelaminan.

 



Besarnya pangsa pasar anggrek dendrobium antara lain disebabkan oleh
beberapa hal berikut:
1.Bunga anggrek dendrobium mempunyai aneka macam bentuk, ukuran, dan
warna.
2.Bunga anggrek dendrobium yang telah mekar bisa bertahan lebih dari 30 hari
(masih berada di dalam pot) dan setiap tangkainya memiliki lebih dari 20 kuntumbunga.
3.Bunga anggrek dendrobium pemeliharannya cukup mudah karena mudah
beradaptasi dengan lingkungan baru.
4.Harga jual anggrek dendrobium relatif murah jika dibandingkan dengan jenis
anggrek lain.


                                 Terimakasih sudah berkunjung di blog kami.
Silahkan kunjungi koleksi kami di :
Untuk pemesanan hubungi:
WA: 082230399748 / 082330545926

Tidak ada komentar:

Posting Komentar